Asal usul kelinci



Asal- Usul Kelinci



Sebelum dijinakkan, kelinci adalah hewan liar yang hidup di afrika hingga daratan eropa. Dan pada saat manusia mulai bermigrasi  ke tempat – tempat pelosok benua baru dengan membawa kelinci dan seiring berjalanannya waktu kelinci pun turut menyebar ke benua baru, seperti Amerika,Australia,dan Asia dan di Indonesia khususna di jawa, kelinci dibawa oleh orang – orang Belanda untuk di ternak hias pada tahun 1835.

Hingga pada tahun 1912 kelinci diklasifikasikan dalam ordo Rodensia (Rodent). Dan selanjutnya dalam klasifikasi biologi, kelinci dimasukkan dalam ordo Lagomorpha. Lalu ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae (jenis kelinci dan terwelu). Famili Ochtonidae terdiri dari pika, dan famili Leporidae terdiri dari terwelu (tegalan) dan kelinci.

Pika adalah hewan kecil pengerat yang menyerupai kelinci. Badannya pendek dengan panjang 15 cm, namun tidak berekor, bertelinga pendek, dan bobotnya sekitar 140 gram. Kakinya memiliki tungkai belakang yang panjangnya sama    dengan tungkai depan dan jalannya lebih banyak berjingkat daripada melompat. Hewan ini pandai bersiul sebagai sarana komunikasi antar sesamanya, dan pika tidak tidur selama musim salju, dan dia tidak mengembangkan sistem persediaan makanan. Habitatnya di daerah beriklim dingin.
Lalu leporidae sendiri terdiri dari 25 spesies yang mencakup delapan genus yakni Pentalagus, Bunolagus, Nesolagus, Romerolagus, Brachylagus, Sylvilagus, Orytolagus, dan Poelagus. Dari genus Orytolagus inilah terdapat spesies kelinci tegalan (terwelu) dan kelinci liar (oryctolagus cuniculus).

Menurut Paul Manner (1973), kelinci pertama kali dijinakkan di benua Afrika beberapa ratus tahun yang lalu, kemudian diternakkan orang di daerah-daerah sekitar Laut Tengah.
Dari hasil peternakan di daerah Laut Tengah itu kelinci mulai tersebar ke benua Eropa, terutama di, Belanda, Jerman, Belgia, Inggris, Polandia, Perancis dsb. Bersama penyebarannya bangsa-bangsa Eropa, kelinci masuk ke belahan bumi yang lain, diantaranya Australia, New Zealaand. Sesudah perang dunia II kelinci berkembang di Amerika.

Lalu pada perkembangan seterusnya jenis Californian mulai berkembang (1938). Jenis New Zealand sendiri sesungguhnya berasal dari Amerika dan berkembang di Selandia Baru. Jenis Californian dan New Zealand ini adalah kelinci-kelinci yang dikembangkan pertama kali secara komersiil dengan penelitian-penelitian pada laboratorium dan riset dengan insentif, sampai akhirnya menjadi salah satu kelinci unggul pada saat itu.
Namun kelinci Anggora asal mulanya kurang jelas, tetapi beberapa sumber mengatakan bahwa kelinci ini berasal dari kelinci liar dan berkembang secara mutasi menjadi jenis Anggora dengan spesifikasi bulunya yang panjang. Dengan demikian kelinci Anggora bukanlah hasil persilangan seperti Californian. Anggora pertama kali ditemukan dan dibawa oleh pelaut inggris, lalu sampai di Perancis th.1723. Dan sampai sekarang Perancis merupakan peternak kelinci Anggora terbesar yang menghasilkan wool. Pada tahun 1777 kelinci Anggora menyebar ke Jerman. Tahun 1920 meluas ke Eopa Timur, Jepang, Canada dan Amerika.
Dan inilah siklus hidup kelinci
  1. Masa hidup: 5 - 10 tahun
  2. Masa produksi: 1 - 3 tahun
  3. Masa bunting : 28-35 hari (rata-rata 29 - 31 hari)
  4. Masa penyapihan : 6-8 minggu
  5. Umur dewasa: 4-10 bulan
  6. Umur dikawinkan: 6-12 bulan
  7. Masa perkawinan setelah beranak (calving interval): 1 minggu setelah Anak disapih.[Referensi?]
  8. Siklus kelamin : Poliestrus dalam setahun bisa 5 kali bunting
  9. Siklus berahi: Sekitar 2 minggu
  10. Periode estrus : 11 - 15 hari
  11. Ovulasi: Terjadi pada hari kawin (9 - 13 jam kemudian)
  12. Fertilitas: 1 - 2 jam sesudah kawin
  13. Jumlah kelahiran: 4- 10 ekor (rata-rata 6 - 8)
  14. Volume darah: 40 ml/kg berat badan
  15. Bobot dewasa: Sangat bervariasi, tergantung pada ras, jenis kelamin, dan faktor pemeliharaan.
Itulah artikel mengenai asal usul kelinci, semoga dapat menambah wawasan kita.

0 Response to "Asal usul kelinci"

Posting Komentar